foto que

foto que

Jumat, 17 Juni 2011

PRAKTIS MENGHAFAL ALQURAN

I. Pendahuluan
Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah dengan perantaraan malaikat Jibril kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang mengandung mu`jizat dan bernilai ibadah bagi orang yang membacanya. Kitab Al Quran ini merupakan kitab yang terpelihara dan tidak diperkenankan untuk mengubah, menambah, mengurang, dan menggantinya. Allah SWT benar-benar memelihara Al Qur’an sebagaimana Firman Allah dalam surah Al Hijr: 9 yang artinya:
Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.

Salah satu bentuk pemeliharaan al Qur’an adalah menghafalkannya, yang biasa dikenal dengan istilah tahfidzul Quran, dan berbeda dengan kitab-kitab yang lainnya. Al Qur’an itu mudah dihafal dibanding dengan kitab-kitab kuning yang lainnya akan tetapi sebaliknya hafalan Al Qu’ran lebih cepat hilang apabila kita tidak menjaganya dengan selalu menakrir atau mengulang-ulang apa yang telah kita hafal. Kita bisa melihat betapa banyak ikhwan kita yang mampu menghafal Al Qur’an di luar kepala ini menujukkkan bahwa menghafal Al Qu’ran bukanlah merupakan sesuatu yang mustahil, dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Dalam menghafal Al qur’an yang begitu banyak tentunya memerlukan metode-metode yang dapat mempermudah dalam menghafal Al Qur’an. Dengan demikian penulis mencoba memaparkan metode-metode praktis untuk menghafal Al Qur’an sebagai gambaran bagaimana para hafidz Al Qur’an mampu menghafal Al qur’an dalam waktu yang tidak begitu lama. Hal ini dapat kita contoh dan meniru jejak parah hafidz yang telah hafal 30 juz.

II. Syarat-Syarat Menghafal Al Quran
Menghafal Al Qur’an bukan merupakan ketentuan pokok yang harus dilakukan oleh setiap orang Islam, oleh karena itu dalam menghafal Al Qur’an memerlukan syarat-syarat khusus yang harus diperhatikan bagi orang yang ingin menghafal Al Qur’an. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki bagi orang yang ingin menghafal Al Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Niat yang ikhlas dari calon penghafal Al Qur’an
Niat yang ikhlas merupakan syarat utama dan sangat penting dimiliki bagi orang yang ingin menghafal Al Quran, sebab apabila sudah ada niat yang ikhlas itu menandakan orang tersebut mempunyai suatu keinginan yang kuat untuk mmenghafal Al Qur’an. Dengan demikian orang yang sudah mempunyai niat yang kuat dan sudah tertanam di dalam hati yang dalam untuk menghafal Al Qur’an maka kesulitan apaun yang menghalanginya bisa ditanganinya. Berbeda dengan orang yang menghafal Al Qur’an dalam keadaan terpaksa atau dipaksa orang lain tanpa kesadaran sendiri, maka orang seperti ini kebanyakan mengalami kegagalan dalam menghafal karena apabila orang yang memaksanya untuk menghafal mulai jenuh, maka ia pun ikut jenuh dalam menghafal.
2. Menjauhi sifat madzmumah
Sifat madzmumah merupakan sifat yang tercela yang harus dijauhi oleh setiap muslim terlebih lagi bagi orang yang hafal Al Qur’an. Sifat in sangat besar pengaruhnya dalam menghafal Al Qur’an karena Al Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada hamba-Nya sebagai pedoman hidup untuk diamalkan bukan untuk dinodai atau diinjak-injak dengan melalaikan perintah yang terkandung dalam Al Qur’an. Diantara sifat madzmumah itu adalah seperti ujub, ria, hasad dan lain sebagainya.
3 Izin dari orang tua/ wali/ suami bagi wanita yan sudah menikah.
Idzin dari orang tua juga sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam menghafal Al Qur’an sebab apabila orang sudah mendapat izin dari orang tua atau kepada suami (bagi perempuan yang sudah menikah), berarti ia sudah mendapatkan kebebasan menggunakan waktunya tidak untuk kepentingan lain kecuali untuk Al Qu’ran.
3. Kontinuitas dari calon penghafal Al Qur’an
Kontinuitas berarti disiplin dalam segala galanya termasuk disiplin waktu dan tempat. Disiplin ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam menghafal Al Qur’an. Seorang penghafal harus menetapkan waktu khusus untuk menghafal Al Quran dan kontinue atau disiplin terhadap waktu yang sudah dijadwalkan tersebut, misalnya ia menetapkan atau menjadwalkan waktu untuk menghafal Al Qur’an setiap setelah shalat shubuh pukul 06.30 sampai pukul 07.00 dengan kemampuan menghafal 2 halaman, maka setiap harinya ia harus melaksanakan secara rutin jadwal tersebut. Waktu tersebut harus dipergunakan dengan sebaik baiknya tidak lebih dan tidak kurang. Apabila pada suatu hari terdapat suatu masalah misalnya penggunaan waktu sama jumlahnya akan tetapi materi yang dihasilkan tidak sama, maka dalam keadaan seperti ini ia harus mencari sebab- musababnya, setelah diketahui sebabnya-musabanya maka penghafal harus segera mengatasinya. Misalnya karena masalah pacar atau masalah keluarga sehingga mengganggu konsentarasinya dalam menghafal Al Qur’an, maka harus diselesaikan diluar waktu tersebut dengan mengambil keputusan yang terbaik dalam mengatasi masalah tersebut sehingga tidak terulang yang kedua kalinya. Demikian pula apabila terjadi masalah karena ayat tersebut jarang dibaca sehingga sulit untuk dihafal, maka seorang penghafal harus menambah waktunya untuk mencukupkan target yang sudah diprogramkan tersebut.
Dengan disiplin waktu ini seorang penghafal diajari dan dilatih menjadi orang yang jujur, konsekwen, dan bertanggung jawab segala-galanya. Ini adalah merupakan pekerjaan yang sulit sehingga amat sedikit orang yang mampu berlaku disiplin terhadap waktu.
4. Sanggup mengorbankan waktu untuk Al Qur’an
Apabila seorang penghafal sudah menetapkan waktu khusus untuk menghafal materi baru, maka ia harus konsekwen pada waktu tersebut, ia tidak boleh melalaikan waktu tersebut dan tidak boleh diganggu dengan kepentingan lain, misalnya untuk menerima tamu, berolahraga, ngobrol dan aktifitas lainnya.
Adapun waktu yang paling baik untuk menghafal Al Qur’an adalah antara jam 04.00 sampai dengan jam 08.00, atau di sore hari jam 16.00 sampai dengan dengan jam 18.00, karena pada waktu tersebut udara sejuk dan tenang. Pada pagi hari setelah bangun tidur bagas sekali dimanfaatkan untuk menghafal Al Qur’an karena otak pada waktu itu belum terpengaruh den prolem+problem yang lain. Demikian pula pada sore hari setelah istirahat di siang hari bagus sekali dimanfaatkan untuk menghafal karena otak baru istirahat dari memikirkan segala problem di siang hari.
5. Sanggup mengulang- ulang materi yang sudah dihafal.
Al qur’an adalah merupakan kitab suci yang mudah dihafal dibandingkan dengan kitab-kitab kuning yang lain karena Al qur’an mempunyai keistimewaan yang tidak menjemukan dan enak didengar. Al Qur’an, mudah untuk dihafal akan tetapi sangat cepat sekali hilang, di pagi hari kita dapat membacanya dengan lancar akan tetapi setelah ditinggalkan beberapa saat untuk mengerjakan aktifitas lain, apa yang kita hafal di pagi hari hilang tanpa bekas. Apabila sahabat juga mengalami problema ini, maka tidak perlu berkecil hati bukan hanya sahabat yang mengalaminya, akan tetapi hampir seluruh penghafal juga pernah mengalami hal ini.
Oleh karena itu agar apa yang kita hafal tidak hilang begitu saja maka harus diulang-ulang. Menghafal Al Qur’an ibarat seorang yang sedang berburu di hutang apabila ia mendapatkan binatang buruan, maka binatang tersebut harus diikat dengan kuat agar tidak lepas, demikianpula dengan menhafal Al Qur’an apa yang telah kita hafal harus kita ikat agar tidek lepas atau hilang dan salah satu pengikatnya adalah dengan mengulang-ulang apa yang telah kita hafal tersebut.

III. Etika Membaca Al Quran
Al quran adalah merupakan kitab suci umat islam yang menjadi pedoman dalam hidup ini. Al quran ini berbeda dengan kitab-kitab lain dan mempunyai banyak kelebihan dan keutamaan dalam memuliakan kitab Allah. Dengan demikian dalam membaca Al Qur’an memerlukan etika-etika agar orang yang membacanya mendapatkan pahala yang berlipat ganda disisis Allah SWT, diantara etika tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya membaca Al Qur’an dalam keadaan suci (mempunyai wudhu)
Al Qur’an merupakan kita suci sehingga orang yang ingin membaca Al Qur’an disunnatkan berwudhu terlebih dahulu. Orang yang membaca Al Qur’an dalam keadaan suci tiap´-tiap huruf yang dibaca memperoleh pahala yang lebih besar dibanding orang yang membaca Al Qur’an dalam keadaan tidak mempunyai wudhu demikian pula membaca Al Qur’an dalam shalat pahalanya lebih besar daripada membaca Al Qur’an di luar shalat. Adapun dalam hal menyentuh Al Qur’an harus dalam keadaan suci ini sesuai dengan Firman Allah dalam surah Al Waqiah ´´laa yamassuhuu illal muthahharuun´´. Dari ayat tersebut jelas bahwa orang yang tidak mempunyai wudhu diharamkan untuk menyentuh Al Qur’an, namun ini masih khilafiyah sebagian ulama membolehkannya karena perbedaan dalam memahami Al Quran apakah maksud ayat tersebut Al Qur’an yang kita baca atau yang ada di lauhul mahfudzh. Untuk lebih hati-hati penulis lebih cendrung ke pendapat yang pertama.
2. Memakai siwak
Sebelum membaca Al Qur’an disunnatkan memakai siwak atau bersikat gigi terlebih dahulu. Siwak ini mempunyai banyak manfaat diantaranya: membersihkan mulut (menghilangkan bau tidak sedap), diridhoi dan disenangi Allah, memurkakan shaithan, dipuji malaikat, menguatkan gusi, dan menghilangkan lendir, termasuk manfaat yang besar adalah menguatkan ingatan sehingga sangat cocok bagi orang yang ingin menghafal Al Quran bersiwak terlebih dahulu.
Adapun cara bersiwak yaitu pertama-tama ialah dengan memulai bagian mulut yang sebelah kanan sembari niat melaksanakan sunnah rasul kemudian kesebelah kiri dan diakhiri dengan menggosok lidah tiga kali. Ketika sedang bersiwak hendaknya membaca doa yaitu: Allaahumma baarik fiihi yaa arhamarraahimiin.
3. Tempat membaca yang baik
Membaca Al Quran disunnatkan di tempat yang bersih, bukan di sembarang tempat.oleh karena itu ulama mensunnahkan membaca Al quran di masjid karena kebesihannya bisa dijamin disamping itu masjid merupakan tempat yang mulia, demikian pula orang yang membaca Al Quran di masjid bisa sambil i´tikaf .
4. Menghadap kiblat
Membaca Al Quran disunnahkan menghadap kiblat dijelaskan dalam sebuah hadis sebaik-baik majelis adalah yang menghadap ke arah kiblat. Sebaiknya orang yang membaca Al Quran duduk dengan khusyu tenang, dan sopan, posisi duduk hendaknya diatur sebaik mungkin seperti orang yang duduk di hadapan gurunya, itulan cara yang utama. Adapun membaca sambil berdiri atau sambil berbaring, maka dia tetap mendapatkan pahala hanya saja kurang utama.
5. Khusyu dalam membaca Al Quran
Orang yang membaca Al Quran hendaknya membacnya dengan khusyu dan konsentrasi terhadap apa yang sedang ia baca. Hal ini banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskannya seperti Firman Allah dalam surah an Nisa : 82, Shad: 29 dll.
6. Membaca dengan tartil
Orang yang membaca Al Quran hendaklah membaca dengan tartil. Para ulam sendri sepakat bahwa hal itu hukumnya sunnat dan sangat ditekankan sebagaimana Firman Allah dalam surah Al Muzammil: 4`` warattilil Quraana Tartiilaa``. Demikian pula disebutkan dalam hadis dari ummu salamah r.a Sesungguhnya mensifati bacaan Rasulullah SAW sebagai bacaan yang jelas huruf demi huruf.
7. Membaca Al Quran pada waktu-waktu yang ideal
Tempat yang paling ideal membaca Al quran adalah dala shalat. Adapun di luar shalat membaca Al Quran pada separoh malam terakhir lebih utama daripada separoh malam yamg pertama. Membaca Al Quran diwaktu antara maghrib dan isya sangat disukai. Adapun membaca Al Quran pada siang hari, waktu yang paling baik adalah sehabis shalat shubuh.

IV. Menghafal Lafadzh-Lafadzh Al Quran
Dalam menghafal Al Quran terkadang kita sering menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan menghafal lafazh-lafazh Al Quran. Di kalangan mahasiswa pada khususnya yang sering menjadi kendala adalah masalah waktu karena disibukkan dengan berbagai aktifitas kampus, memang benar bahwa mengahafal itu memerlukan konsentarasi terhadap Al Quran. Hal ini kita bisa buktikan dengan membandingkan orang yang fokus mengahafal dengan orang yang menggabungkannya dengan berbagai aktifitas lain, akan tetapi ini bukan berarti orang yang sibuk tidak bisa menghafal Al Quran. Hal ini kita bisa lihat banyak orang yang disibukkan dengan berbagai aktifitas sambil meghafal Al Quran ternyata mereka mengalami kesuksesan yang tidak jauh beda dengan orang yang menghafal AlQuran di pesantren-pesantren, tergantung bagaimana kita bisa mengatur dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Dalam menghafal Al Quran yang efektif dan praktis khususnya di kalangan para mahasiswa yang disibukkan dengan tugas-tugas kuliyah hendaklah menerapkan trik-trik bagaimana agar hafalan dan kuliah berjalan dengan imbang. Adapun mengenai masalah trik-trik tersebut bisa kita rancang sendiri sesuai dengan kepadatan aktifitas kita.
Untuk memberikan pedoman cara praktis menghafal lafazh-lafazh Al quran maka penulis mencantumkan beberapa metode yaitu sebagai berikut:
A. Metode Pertama
1. Bagi pemula disarankan menggunakan Al Quran pojok atau Al Quran sudut.
Di Indonesia Al Quran ini dikenal dengan Al Quran pojok, sedangkan di luar negeri dikenal dengan istilah Al Quran bahriyah yang diambil dari nama penerbitnya yaitu bahriyah di Turki. Adapun ciri-cirinya yaitu setiap halaman terdiri atas 15 baris, dan setiap juznya berisi 20 halaman. Al Quran pojok ini mempunyai suatau keistimewaan tersendiri dalam mengahafala Al Quran diantara praktis dan dapat membantu ingatan.
2. Perhatikan dengan jeli bacaan yang kita baca jangan sampai ada kekeliruan dalam menghafalkan ayat-ayat tersebut.
Hal ini sangat penting kita perhatikan dalam menghafal Al Quran karena salah baca dapat merubah arti kata dari ayat Al Quran tersebut yang kita baca, baik dari segi baris, makhaarijul huruf, dan mad kata tersebut.
3. Sebelum memulai menghafal ayat-ayat Al Quran yang ingin kita hafal, perhatikan dengan baik halaman lembaran Al Quran yang ingin kita hafal, tata letak ayatnya, serta berusahalah menganalisa kemana arah ayat tersebut yang ingin kita hafal (bercerita tentang apa).
4. Sebelum menghafal ayat tersebut pusatkan konsentarasi pada ayat Al Quran yang ingin kita hafal, karena ini merupakan kunci utama pendorong cepat atau lambatnya seorang menghafal ayat tersebut.
5. Mulailah menghafal ayat demi ayat Al Quran dengan memfokuskan konsentrasi pada ayat yang kita baca.
6. jangan berpindah dari ayat yang satu kepada ayat lain sebelum lancar, setelah lancar baru melanjutkan ayat selanjutnya.
7. Setelah ayat kedua sempurna ulangi kembali ayat yang pertama begitu seterusnya sampai target hafalan ingin kita hafal pada waktu itu.
8. Setelah sampai target, misalnya satu halaman dengan sempurna kemudian setorkan kepada instruktur untuk memebenahi apabila terdapat kekeliruan dalam hafalan, karena terkadang kita sudah merasa benar namun tak kala diperdengarkan kepada instruktur ternyata masih ada kekeliruan.
Dalam menghafal Al Quran, seorang haafidzh hendaknya mempergunakan teori dalam menghafal Al Quran sesuai dengan pengalaman yang didapatkan teori apa yang mudah baginya untuk diterapkannya. Pada umumnya para hafidzh Al Quran menyatukan tiga teori dalam menghafal ayat-ayat Al Quran yaitu:
1. Konsentarasi
Konsentarasi adalah merupakan factor terpenting dalam menghafal Al Quran. Semakin tinggi tingkat konsentarasi seseorang, maka semakin cepat ia akan menghafal ayat-ayat tersebut. Hal ini bisa kita buktikan pada diri kita sendiri, menghafal sehalaman Al Quran dengan konsentrasi penuh tentu lebih efektif daripada menghafal Al Quran tanpa konsentarasi.
2. Teori membayangkan apa yang sedang dibaca
Teori membayangkan merupakan teori yang sangat berpengaruh dalam menghafal Al Quran. Membayangkan apa yang kita baca sangat berpengaruh pada kekuatan daya ingat, suatu contoh kita sering bertemu dengan seseorang yang baru kita lihat kemudian kita berkenalan menanyakan namanya, setelah satu bulan atau beberapa minggu, ada seseorang yang mengingatkan kembali kepada kita nama orang tersebut, pada saat itu kita sudah melupakan nama orang tersebut, namun setelah dijelaskan ciri-cirinya baru kita ingat kembali. Inilah salah satu peran teori membayangkan dalam menghafal Al Quran, baik membayangkan halaman mushaf, ayat-ayat Al Quran, susunan ayat, serta tulisan ayat-ayat Al Quran tersebut.
3. Mengeraskan dan mendengarkan bacaan ayat yang sedang kita baca
Teori ini sangat membantu dalam menghafal al Quran, namun untuk lebih efektifnya selalu digabungkan dengan teori membayangkan. Seorang lebih cepat paham dengan menggabungkan kedua teori tersebut daripada memisahkannya secara sendiri-sendiri. Suatu contoh kita bisa membandingkan kemampuan otak kita dalam menanggapi suatu berita lewat televise atau melalui radio, biasanya kita lebih cepat mengerti dan paham apabila berita tersebut kita peroleh dengan menonton TV karena menonton TV bebrpadu antara dua teori yaitu mendengar dan membayangkan atau melihat, sedangkan radio hanya satu teori yaitu mendengar.
B. Metode Kedua
1. Pertama kali terlebih dahulu calon penghafal membaca binnazhar materi-materi yang akan deperdengarkan kepada instruktur
2. Setelah dibaca binnazhar dan terasa ada bayangan, lalu dibaca dengan hafalan minimal 3 kali dalam satu kalinmat dan maksimalnya tida terbatas. Apabila sudah dibaca 3 kali masih belum ada bayangan, maka perlu ditingkatkan sampai benar-benar ayat tersebut.
3. Setelah kalimat tersebut sudah dihafal dengan lancar, lalu ditambah dengan merangkaikan kalimat yang berikutnya sehingga sempurna menjadi satu ayat.
4. Setelah materi satu ayat tersebut dihafal dengan lancar, maka diteruskan dengan menambah materi baru seperti di atas sampai sempurna satu ayat.
5. Setelah mendapat hafalan dua ayat dengan baik dan lancar, maka hafalan itu diulang kembali dari yang pertama dirangkaikan dengan ayat kedua minimal 3 kali, demikianlah seterusnya sampai batas waktu dan target yang sudah ditentukan. Setelah materi tersebut sudah dihafal dengan baik sampai target, maka diperdengarkan kepada instruktur untuk ditashih hafalannya serta mendapatkan petunjuk dan bimbingan-bimbingan seperlunya.
C. Metode ketiga
Metode ketiga ini dikenal dengan istilah metode pengulang-ulangan, karena dalam menghafal Al quran diulang-ulang beberapa kali sampai hapal benar ayat tersebut. Keistimewaan teori ini adalah kuatnya hafalan yang akan diperoleh seseorang disertai cepatnya waktu yang ditempuh untuk mengkhatamkan al-Quran. Teori ini sangat mudah untuk di praktekan dan insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalnya. Disini akan kami bawakan contoh praktis dalam mempraktekannya:
Misalnya saja jika anda ingin menghafalkan surat an-nisa, maka anda bisa mengikuti teori berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama 20 kali:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا {1}
2. Bacalah ayat kedua 20 kali:
وَءَاتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا {2}
3. Bacalah ayat ketiga 20 kali:
وَإِنْ خِفْتُمْ أّلاَّتُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانكِحُوا مَاطَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّتَعُولُوا {3}
4. Bacalah ayat keempat 20 kali:
وَءَاتُوا النِّسَآءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفَسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا {4}
5. Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima 20 kali:
وَلاَتُؤْتُوا السُّفَهَآءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {5}
7. Bacalah ayat keenam 20 kali:
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَابَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَأْكُلُوهَآ إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهَدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللهِ حَسِيبًا {6}
8. Bacalah ayat ketujuh 20 kali:
لِّلرِّجَالِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا {7}
9. Bacal ah ayat kedelapan 20 kali:

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُوْلُوا الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {8}
10. Kemudian membaca ayat ke 5 hingga ayat ke 8 untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat ke 1 hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Selain dari cara-cara tersebut, terdapat tips yang dapat membantu kita dalam menghafal Al Quran yaitu sebagai berikut:
1. Sering mendengarkan tilawah Quran dari qori favorit seperti syekh-syekh yang terkenal. Hal ini sangat mmbantu kita dalam memperbaiki tajwid bacaan hafalan kita, demikian pula dapat membantu kita apabila kita lagi malas untuk muraja`ah, atau karena dalam keadaan sibuk maka muraja`ahnya bisa dengan sambil mendengarkan kaset.
2. tetapkan target hafalan baik jangka pendek maupun jangka panjang dan istiqomalah dalam melaksanakan jadwal dan target yang ingin kita capai.
3. Mulailah menghafal Al Quran yang sering kita hafal atau terasa muda bagi kita untuk menghafalkannya seperti juz `amma dan surah-surah penting lainnya.

V. Kunci-Kunci Menghafal Al Quran
Kunci-kunci dalam menyelesaikan hafalan Al Quran ada tujuh macam yang terkumpul dalam lafadzh huurun íinun yaitu:
1. Haddid (batasilah)
2. Haddits (ceritakan)
3. Wakkil (bertawakkallah)
4. Rakkiz (pusatkan pikiranmu)
5. ~Aqqib (ikutilah)
6. Yassir (mudakanlah)
7. Naffidz (Laksanakanlah)

1. Haddid (batasilah)
Haddid maksudnya tetapkan dan jadikan sebagai ketetapan yang kokoh yang tidak dapat digoyahkan terhadap apa yang ingin kita lakukan artinya ikatlah dengan niat yang kuat tanpa ada keraguan.
Di sana terdapat perbedaan antara antara haddid dengan inginkanlah, perbedaan tersebut seperti antara kesungguhan dan kemalasan. Untuk lebih jelasnya maka penulis memberikan sebuah gambaran yaitu tetntan bangun tengah malam. Orang yang menginginkan bangun tengah malam belum tentu dia bisa bangun untuk mengerjakan shalat walaupun menggunakan jam beker karena kerena ia tdak menetapkan hanya sekedar keinginan yang bercampur dengan keraguan, begi pula sebaliknya orang yang memiliki tekad yang kuat dan tidak diragukan lagi, maka ia bisa bangun pada waktu yang ditetapkan tanpa menggunakan jam beker.
Untuk menyingkap kebenaran kunci batasilah, maka ada enam alat yang sangat penting sekali yaitu:
1. Kam (berapa)
Penerapan alat ini sangat penting dalam menghafa Al Quran yaitu hendaknya seorang penghafal menetapkan berapa ayat atau juz yang ingin ia hafal. Dalam perencanaan tersebut harus disesuikan dengan kemampuan kita jangan sampai membuat program jauh dari kemampuan karena itu bisa mematikan semangat dalam menghafal Al Quran, karena apa yang kita inginkan tidak mampu kita capai.
Setelah menetapkan berapa yang ingi kita hafal baru kita mentapkan atau mengatur jadwal waktu yang diperlukan untuk mencapi apa yang kita tetapkan. Penetapan waktu tersebut hendanya disesuaikan dengan akatifitas kesehariian kita seperti aktifitas kuliah, olahraga, membuat makalah dll.
Termasuk hala yang terpenting dalam menggunakan alat ini adalah menhitung berapa yang telah diselesaikan dan berapa yang tersisa. Apabila telah sampai waktu yang ditaetapkan dan ternyata hafalan yang kita inginkan tidaka sesuai, maka kita harus mengoreksi kembali apa yang salah dalam menjalankan program tersebut dan berusaha untuk memperbaikinya.
2. Mataa (kapan)
Ini adalah merupakan kuci yang sangat besar manfaatnya, seorang berhasil mencapai apa yang dia cita-citakan karena ia mampu menerapkan kunci-kunci tersebut denag sebaik-baiknya.
Adapun penerapan kunci ini adalah jadwal-jadwal hafalan untuk mencapai target yang kita inginkan, berapa target hafalan yang kita ingincapai dalam waktu tertentu yang sudah kita tetapkan. Dalam membuat jadwal hafala kita harus membagi jadwal tersebut dengan bagian masing-masing seperti kita menetapkan waktu untuk murajaáh secara umum, menetapkan waktu untuk murajaáh fase atau hafalan tertentu, dan menetapkan waktu untuk menghafal penggalan surah atau ayat baru.
Kita perlu menyadari bahwa apabila kita ingin menghafal Al Quran, maka kita mempunyai tugas ganda yaitu sebagai manajer dan sebagai pekeja, artinya sebagai seorang yang ingi menghafal Al Quran, maka ia harus menjalankan tugas ganda ini yaitu tugas sebagai manajer membuat program dan peraturan serta mengadakan pengawasan terhadap peraturan tersebut apakah sudah terlaksana dengan baik atau belum serta mencari kendala dan solusinya, adapun sebagai pekerja seorang penghafal harus bekerja dengan baik sesuai aturan yang telah ditetapkan, disiplin dalam menjalankan program tersebut untuk mencapi apa yang diinginkan.
Oleh karena itu manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya, sisihkanlah waktu untuk menghafal Al Quran, yakin dan percaya apa yang kita hafal suatu saat akan bermanfaat, kalau kita belum merasakan manfaatnya selama kita kuliah pasti suatu saat kita akan memetik manfaatnya.
3. ´Aina (dimana)
Kunci atau alat ini menjelaskan tentang tempat atau wadah atau tempat serta factor-faktor pendukung lainnya. Setelah kita mempunyai niat yang ikhlas untuk menghafal Al Quran, maka tentunya kita harus mencari tempat atau wadah yang memfasilitasi hal tersebut. Alhamdulillah kampus kita STAIN Samarinda sudah mempunyai wadah tersendiri yang memfasilitasi mahasiswa yang ingin menghafal Al Quran, ini adalah merupakan wadah yang cocok bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya dalam bidang tahfidzul Quran.
Disamping itu kita memerlukan pendorong dan pendukung untuk mencapai apa yang kita ingin capai yaitu menghafal Al Quran sampai batas yang telah kita tetapkan. Adapun factor pendukung dan pendorong tersebut bisa kita dapatkan dengan berbagai cara diantaranya mencari teman yang mempunyai potensi diri dalam bidang tahfidzul Quran, membaca buku-buku yang dapat memotipasi diri dalam menghafal Al Quran, mengadakan perjanjian dengan teman yang mempunyai tujuan yang sama untuk berlomba dalam menghafal Al Quran sampai batas tertentu, dll.
4. Maadza (apa)
Kunci yang keempat ini mencakup tentang tujuan yaitu apa yang kita inginkan? Adalah merupakan pintu gerbang pertama untuk membuat ketetapan tekad yang benar.
`` Apa`` mencakup ilmu yang dalam, luas dan terperinci terhadap kandungan tujuan yang kita berusaha untuk mewujudkannya dari setiap bagian diri, kita mengetahúinya dan tetulis, bahkan hadir di dalam hati yang dalam setiap waktu.
5. Limadzaa (kenapa)
Pertayaan ini merukan pembeda dan pemisah antara orang yang berhasil dan oang yang gagal. Barang siapa yang memiliki jawaban yangjelas terhadap pertanyaan tersebut, maka itulah yang akan cepat berhasil.
Menjalankan alat ini membutukan kerja keras di luar kebiasaan karena terdorong oleh jawaban ata pertanyaan tersebut yaitu kenapa saya menghafal Al Quran?, apa yang saya dapatkan apabila saya tidak berhasil mencapai target yang say inginkan? Serta apa akibatnya apabila target tersebut tidak terapai?. Jawaban terhadap pertayaan tersebut terletak pada diri masing-masing berikanlah jawaban yang terbaik atas tiga pertanyaan tersebut dan berusahalah untuk selalu mengingat hal tersebut karena hal itu besa memotopasi kamu dalam menghafal Al Quran. Agar hal tersebut lebih efektif, maka disarankan kepada penghafal untuk mncatatnya dalam buku tertentu. Buatlah buku khusus yang berkaitan dengan Tahfidzul Quran.
6. Kaifa (bagaimana)
Alat ini juga sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan. Terkadang orang menyepelehkanhal ini padahal justru perannya dalam menghafal al Quran sangat besar.
Alat ini membahas tentang metode yaitu bagaimana menghafal Al Quran sebagaimana yang telah dijelaskan.
2. Haddis (Ceritakan)
Setelah selesai menetapkan tekad dan tujuan dalam menghafal Al Quran dengan bentuk yang sempurna dari segal segi, kita membutuhkan hafalan perasaan, pikiran dan pengetahuan yang menyertai kita dalam melaksanakan tekad ini. Oleh karena itu kita sangat membutuhkan kunci ini agar apa yang kita inginkan dapat tercapai.
Kunci ini maksudnya ringkasan rencana, menghafal dan mengulang-ulang pikiran tentangnya sepanjang waktu agar berada di ingatan yang paling terdepan, sehingga diperoleh pemfokusan pikiran kepadanya, selalu mengingatnya dan selalu melaksanakannya.
Kita perlu mengetahui bahwa dalam perjalanan untuk menccapai tujuan kita akan menghadapi berbagai macam duri dan tantangan dan hanya orang yang mempunyai tekad yang kuatlah yang dapat melawatinya. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut jangan sampai tekad yang suci dikalahkan oleh syaithan-syaithan yang senantiasa menyesatkan kita.
Dalam menempu perjalanan tersebut kamu akan mendapatkan pengaruh-pengaruh yang melemahkan semangatmu untuk menghafal Al Quran baik yang berasal dari dirimu sendiri maupun dari teman dan sahabat karib. Untuk itu sebelum kamu menghadapi hal tersebut kamu membutuhkan senjata kuat untuk melawan dengan segala kekuatan. Hati-hatilah dari orang-orang yang berusaha menghalangimu dalam mewujudkan rencanamu, diantara mereka ada yang berkata kepadamu ´´sulit, tidak mungkin, mustahil´´, dan mendekatlah kepada orang yang memberikan semangat kepadamu dan menolongmu.
Kunci ini menyerupai media yang harus disebarkan di dalam pribadi diri kita, setelah kita mempunyai tekad. Berusahalah untuk mempertahankan tekad tersebut dan berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tekad tersebut. Ada beberapa cara ynag bisa kita lakukan untuk senantiasa menghidupkan tekad tersebut yaitu:
1. Membuat buku khusus yang berisi tentang semua tekad yang kita ingin wujudkan disertai dengan manfaat kesuksesan dan mudharat apabila terjadi kegagalan.
2. Membuat tulisan di papan pengumuman yang berada di dalam kamarmu atau di tempat yang lain yang mana kamu dapat melihatnya di kebanyakan harimu.
3. Berkonsultasilah kepada orang yang berpengalaman apabila kamu mengalami masalah, ceritakan tekadmu yang sudah tertanam dan mintalah petunjuk jalan untuk mencapai tekadmu tersebut.
3. Wakkil (Bertawakkallah)
Dalam berusaha jangan lupa kunci ini yaitu bertawakkallah kepada Allah dengan berbaik sangka kepadanya dan keyakinan yang kuat adalah jalan untuk mewujudkan tujuan, menyampaikan kepda keingina dan harapan untuk mewujudkan cita-cita yang luhur. Allah ta´la menurut persangkaan hambaNya, jika hambanya berprasangka baik kepadanya, maka Allah akan memberikannya. Maka selayaknya berprasangka baiklah dengan perasangka yang kokoh tidak ada keraguan dan tidak hanya coba-coba. Mohonlah kepada Allah agar diberikan jalan dan kemudahan dalam mencapai apa yang kamu inginkan.
4. Rakkiz (Pusatkan pikiranmu)
Penerapan kunci harus secara bertahap. Pusatkan segala kemmpuan dan pikiran untuk mencapai tujuan. Mulailah dari tangga yang paling bawah dan berlahan-lahan naik ke tangga selanjutnya. Sesungguhnya terburu-buru adalah penyakit kronis yang bisa menghabisi upaya orang yang berbuat kebaikan. Semangat tanpa pemikiran yang bukan pada tempatnya adalah penyakit yang di dalam dunia pendidikan yang sangat berbahaya sekali.
Dalam menerapkan kunci ini pusatkanlah pikiranmu kepada tujuan, laksanakan secara perlahan-lahan sesuai dengan kemampuanmu, jangan engkau membuat program yang berada di luar kemampuanmu, suatu contoh seorang yang ngin menghafal Al Quran 30 juz dalam waktu 3 bulan sedang kemampuannya tidak sebanding. Program seperti ini mematahkan semangat dan biasanya orang cepat putus asa. Melangkahlah dengan pelan dan hati-hati tetai pasti sesuai dengan program hafalan kita.
Sebagian orang apabila dikatakan kepada mereka apakah kamu ingin menghafal Al Quran 30 juz dengan pelan dan pasti dalam jangka 5 tahun? Dia akan menjawab lima tahun lama sekai, saya bisa menghafalnya kurang dari satu tahun. Kemudian berlalulah lima tahun kemudian di tambah lagi, dan dia belum menghafal sedikit pun dari Al Quran.
5. `Aqqib (ikutilah)
Makana `akkib yaitu perjalanan di belakang rencna dengan menggunakan alat bantu yang bisa mengikuti perjalanan rencana sampai bisa menyeleseaikannya.
`Aqqib terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Mengikuti yang terbagi menjadi dua sisi yaitu:
a. Mengikuti pelaksanaan
Mengikuti pelaksanaan adalah meletakkan jadwal yang menjelaskan waktu-waktu secara terperinci untuk menyelesaikan suatu rencana. Disinilah kita dapat melihat sejauh man keserasian antara perencanaan dan pelaksanaan serta membetulkan apa yang harus dibetulkan.
Termasuk hal yang penting dalam menajemen perencanaan yaitu mencatat hasil dari pelaksanaan dari awal pelaksanaan dengan mencatat hasil yang pertama disertai dengan catatan waktu dan segala kejadiannya dengan sempurna dengan mengikuti metode pencatatan yang benar.kemudian menimbang perbedaan, membandingkan berbagai uji coba, mengambil manfaat dari apa yang terlasana, merenungi semua catatan dan lama membacanya karena di dalamnya mengandung semangat dan pendorong, di dalamnya mengandung pelajara dan pengalaman.
Termasuk hal penting dalam pelaksannan ini yaitu mencatat fase-fase penyelesaian tugas berdasarkan hari, hari, tanggal, waktu, perasaan, dan semua yang meliputi percobaan dari hal-hal yang memberikan pengaruh.
b. Mengikuti pelaksanaan dan mengikuti kualitas terbaik
Mengikuti kualitas nterbaik maksudnya menerapkan ukuran dan agenda hafalan, jangan sampai menurunkan diri dari tingkata terbaik dan jangan sampai lupa pada saat menyibukkan sehingga terjadi kekurangan tanpa diketahui dan disadari.
2. Membangkitkan semangat
Hal ini memiliki sarana yang beraneka ragam yang terpenting yaitu:
a. terus mengungatkan tujuan suatu program dan diikuti dengan seluruh sarana pengumuman dan informasi untuk menyampaikan tujuan ini ke dalam jiwa. Tujuan dan maksud dari program hafalan bisa kita ambil dari nash-nash tentang keutamaan menghafal, memahami dan memperhatikan Al Quran.
b. Memilih guru yang kamu percayai mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang hal itu dengan selalu mendatanginya dengan minta arahan sehingga guru tersebut memberikan arahan untuk menyelesaikan hafalan yang besar ini.
c. Mengumumkan programmu kepada teman atau keluarga dengan niat untuk agar mereka memberikan semangat dan doronga, bukan dengan niat membanggakan diri, karena setiap amalan itu tergantung dengan niatnya.
d. Memilih teman dekat yang mempunyai visi yang sama dengan kita. Kamu bisa menantang dia dan dia menantang kamu untuk berlomba dalam menghafal atau menyelesaikan hafalan yang telah ditetapkan dan disepakati.
e. Ingatlah ancaman setan yang termasuk pendorong yang tidak benar yang selalu menggagalkan rencana baik kita. Godaan tersebut bisa berasal dari jin dan manusia.
6. Yassir (mudahkanlah)
Ini adalah merupakan kunci yang agung kedudkannya, Nbi sendiri ketika beliau ditanya tentang amal apa yang paling dicintai disisi Allah? Beliau menjawa “amalan yang kontinue meskipun sedikit”. Inilah pentingnya kunci ini mengarahkan kita untuk tidak membebani diri kita dengan beban yang berat. Oleh karena itu dalam menghafa AlQuran hendaklah membuat program yang sesuai dengan kemampuan kita karena banyaknya aktifitas yang kita ingin lakukan sehingga waktu untuk menghafal kurang.
Hal ini membutuhkan proses yang lama mebutuhkan fase-fase namun apabila kita selalu kontinue melaksanakannya maka suatu saat pasti akan sampai. Jangan terlalu membesarkan suapan karena barang siapa yang membesarkan suapa maka dia akan tersedak, maka jadikanlah penyelesaian tujuanmu seperti makananmu sesuap demi sesuap, satu porsi demi satu porsi, jangan berhenti dan janga tertahan, akan tetapi sehari demi sehari secara kontinue.
7. Naffidz (laksanakanla)
Kunci ini merupakan penerapan atas segala program hafalan yang telah kita tetapkan. Adapun apabila pelaksanaannya terhalang dan tertahan wajib bagi kita untuk mengoreksi diri sendiri dalam menerapkan kuci –kunci ini satu persatu sampai jelas sebab kekurangannya sehingga bisa sempurna perbaikannya.

VI. Teori Takrir
Hafalan yang sudah diperdengarkan kepada instruktur yang sudah dihaal dengan lancar bisa saja hilang tanpa bekas apabila tidak diulang-ulang atau ditakrir. Mengulang bacaan yang sudah kita hafal tidak sesulit menghafal materi baru karena sudah mempunyai bekas, berbeda dengan menghafal materi baru bagaikan baru merintis jalan, sedangkan mengulang bacaan ibarat mempermulus jalan yang sudah dirintis tadi.
Materi yang sudah kita perdengarkan kepada instruktur harus mendapat perimbangan dengan takrir. Tidak bleh takrir jauh ketinggalan dari tahfidsnya. Dalam hal ini perimbangan tahfizh dan takrir yaitu 1 banding 10, artinya apabila penghafal mempunyai kesanggupan hafalan baru dalam sehari sebanyak satu halaman, maka harus diimbangi dengan takrir sebanyak 10 halaman. Setelah sampai 1 Juz harus mendapat imbangan takrir 10 kali demikian seterusnya.
Untuk memudahkan pembaca dalam membuat jadwal kegiatan dalam menghafal Al Quran, maka penulis mencantumkan beberapa pertanyaan penting yang nantinya dapat diisi dengan menyesuaikan kondisi dan kesibukan dalam aktifitas kuliah. Hal ini sangat membantu kita dalam menyusun jadwal kegiatan hafalan secara privat:
1 Mengapa saya menghafal Al quran?
2 Apa pentingnya menghafal Al quran bagi saya?
3 Apa yang dapat memotivasi saya dalam menghafal Al quran?
4 Jam berapa saya menghafal hafalan baru dari Al quran?
5 Jam berapa saya menakrir hafalan yang telah saya hafal?
6 Berapa jam yang saya butuhkan untuk menghafal hafalan baru?
7 Berapa jam yang saya butuhkan untuk menakrir hafalan yang telah saya hafal?
8 Hari apa saya menghafal hafala baru dari Al quran?
9 Setiap hari apa saya menakrir hafalan yang telah saya hafal?
10 Berapa ayat yang saya ingin hafal setiap hari?
11 Berapa ayat yang saya hafal dalam seminggu?
12 Berapa ayat yang saya hafal dalam sebulan?
13 Berapa ayat yang saya hafal dalam setahun?
14 Berapa juz yang harus saya hafal sampai tamat dari STAIN?
15 Hari apa saya mentashih hafalan yang baru saya hafal?
16 Berapa ayat yang harus saya tashih pada hari itu?
17

VII. Fadhilah Menghafal Al-Quran Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur'an (Keutamaan menghafal Qur'an) yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur'an khususnya menghafal
A. Fadhilah Dunia
1. Hifzhul Qur'an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlulQur'an,
"Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur'an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, 'Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana sifulan berbuat'(HR.Bukhari) Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedany ia tidak mendapatkan wahyu, "Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya." (HR. Hakim)
2. Al Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR.Bukhari dan Muslim)
3. Seorang hafizh Al Qur'an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul mendahulukan pemakamannya. "Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat."(HR.Bukhari)
Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi.
Dari Abu Hurairah ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, "Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,"Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah." Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, "Benar." Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi." (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa'i)
Kepada hafizh Al Qur'an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama'ah.Rasulullah SAW bersabda,
"Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim)
4.Hifzhul Qur'an merupakan ciri orang yang diberi ilmu "Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS Al Ankabuut 29:49)
5. Hafizh Qur'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur'an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)
6. Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan Allah
"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil." (HR. Abu Daud)
B. Fadhail Akhirat
1. Al Qur'an akan menjadi penolong (syafa'at) bagi penghafal Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)
2. Hifzhul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surge Dari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi) Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.
3. Para penghafal Al Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat
"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun ?alaih)
4. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)
Mereka akan dipanggil, "Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?" Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)
5. Kedua orang tua penghafal Al Qur'an mendapat kemuliaan Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR.Al-Hakim)
6. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al-Qur'an
Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (HR. At-Turmudzi)
7. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)
Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur'an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa'at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do'anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam hadits yang dhaif. "Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, dan keluarga kami sebagai penghafal Al Qur'an, jadikan kami orang-orang yang mampu mengambil manfaat dari Al Qur'an dan kelezatan mendengar ucapan-Nya, tunduk kepada perintah-perintah dan larangan-larangan yang ada di dalamnya, dan jadikan kami orang-orang yang beruntung ketika selesai khatam Al Qur'an. Allahumma amin.

1 komentar:

  1. artikel yang menarik, jangan lupa kunjungannya ya,,,duniapendidikan33.blogspot.com

    BalasHapus